Sabtu, 03 April 2010

BERPIKIR DAN INTELEGENSI

A. Proses Berfikir
Kemampuan berpikir sangat besar pengaruhnya bagi kehidupan manusia. Tetapi karena manusia tidak hanya mempunyai kemampuan piker saja maka dalam pendidikan tidak dibenarkankalau hanya memperhatikan perkembangan dan kecerdasan piker semata. Hal ini akan menimbulkan pendidikan yang berat sebelah, yakni pendidikan yang intelektualistis, yakni aliran yang mengagung – agungkan kemapuan piker.
1. berbagai cara pemecahan masalah
berfikir selalu berhubungan dengan masalah – masalh, baik masalah yang timbul dari situasi masa kini, masa lampau dan mungkin masalah – masalah yang belum terjadi. Proses pemecahan masalah itu dinamakan proses berfikir. Setiap kita menghadapi masalah dan terdapat macam – macam factor, yang kesemuanya merupakan rangkaian pemecahan masalah – masalah itu sendiri.
Dari kegiatan jiwa tersebut, ada beberapa factor yang biasanya tidak dapat ditinggalkan dalam berfikir. Apa masalahnya, bagaimana memecahkannya, apa tujuannya, factor – factor apa saja yang membantu. Maka dalam berfikir sering timbul pertanyaan – pertanyaan. Diantara factor yang disebutkan, tujuan adalah menentukan. Karena kalau orang memandang situasi itu tidak mengandung masalah tersebut, kemungkinan besar situasi yang dihadapi tidak perlu dengan berfikir.
2. proses berfikir dan kegiatan jiwa dalam berfikir
a. proses berfikir dalam memecahkan masalah
- ada minat untuk memecahkan masalah
- memahami tujuan pemecahan masalah itu
- mencari kemungkinan – kemungkinan pemecahan masalah itu
- menentukan kemungkinan mana yang digunakan
- menjelaskan kemungkina yang dipilih untuk memecahkan masalah.
b. Dalam proses berfikir timbul kegiatan – kegiatan jiwa:
- membentuk pengertian
- membentuk pendapat
- membentuk pendapat
B. Pengertian
1. apakah pengertian itu?
Pengertian adalah hasil proses berfikir yang merupakan rangkuman sifat – sifat pokok dari suatu barang atau kenyataan yang dinyatakan dalam suatu pernyataan.
2. perbedaan tanggapan dengan pengertian
tanggapan adalah hasil pengamatan yang merupakan gambaran/lukisan/ kesan dari pengamatan yang tersimpan dalam jiwa. Pengertian adalah hasil berfikir yang merupakan rangkuman sifat – sifat pokok dari suatu baran gkenyataan yang dinyatakan dengan suatu perkataan
3. Pengertian lengkap dan tidak lengkap
Pengertian kita mengalami perkembangan, tiap – tiap kita mempunyai sifat – sifat yang terhitung pokok dapat dilengkapi pengertian kita. Makin lengkapnya pengertian, kita tidak semata – mata tergantung pada pengulangan pengamatan saja tetapi kegiatan fikiran kita sangat berpengaruh pula.
4. pengertian empiris dan ;ogis
Pengertian empiris disebut pula pengertian pengalaman, yakni pengertian yang dibentuk dari pengalaman hidup sehari – hari. Pengertian logis biasanya diperoleh dengan aktivitas fakir dengan sadar dan sengaja memahami sesuatu. Karena pengertian logis ini banyak digunakan dalam kalangan ilmu pengetahuan maka disebut juga pengertian ilmiah.
5. isi dan luas pengertian
* isi pengertian, yaitu segala sifat – sifat yang terdapat pada segala barang kenyataan yang tercantum dalam pengertian itu.
* luas pengertian, yakni banyaknya barang – barang yang dapat masuk kedalam pengertian dan dapat pula dikenakan padanya sifat – sifat dari pengertian isi tersebut.
6. pengertian tinggi dan rendah
Pengertian tinggi : dikatan pengertian tinggi kalau pengertian itu mempunyai unsure – unsure / sifat – sifat yang tidak banyak dan pengertian itu meliputi barang – barang yang banyak jumlahnya.
Pengertian rendah, dikatakan pengertian rendah lkalau pengertian itu mempunyai unsure – unsure / sifat – sifat yang banyak dan karenanya pengertian itu hanya meliputi barnag – banrang yang sedikit jumlahnya.
7. proses pembentukan pengertian logis
o proses analisis: menguraikan unsure – unsure / sifat – sifat / cirri – cirri dari suatu objek yang sejenis.
o Proses komparasi: membandingkan unsure – unsure / sifat – sifat yang telah dianalisis
o Proses abstraksi: menyisihkan sifat – sifat kebetulan/tambahan dari sifat – nsifat umum dan yang tertinggal hanya sifat – sifat umum saja
o Proses kombinasi: sifat –sifat umum yang bersamaan kita rangkum, lalukita tetapkan menjadi definisi
Definisi adalah penentuan atau pembatasan sifat – sifat dari isi suatu pengertian dengan kata – kata.
Demikianlah proses pembentukan pengertian logis yang berbeda dengan pembentukan pengertian pengalaman.
8. Faedah pengertian
• Pengertian sangat berguna dalam kehidupan sehari – hari
Tiap manusia sejak kecil sudah belajar dan mempunyai banyak pengertian. Kebanyakan oran – orang mengenal pengertian barang – barang atau hal – hal yang berhubungan dengan keperluan sehari – hari dan hal ini tergantung sesuai dengan kepentingan masing –masing.
• Pengertian membantu kita dapat berfikir cepat
Dalam memecahkan masalah kita perlu berfikir dan dalam berfikir kita sangat membutuhkan pengertian. Kurangnya pengertian akan menghambat kerja piker kita. Jelaslah, pengertian yang kita miliki akan memperlancar kerja piker kita.

C. Pendapat
1. apakah pendapat itu?
Pendapat: hasil pekerjaan piker meletakkan hubungan natara tanggapan yang satu dengan yang lain, antara pengertian satu dengan pengertian yang lain, yang dinyatakan dalam suatu kalimat.
2. proses pembentukan pendapat
a) menyadari adanya tanggapan/pengertian
b) menguraikan tanggapan pengertian
c) menentukan hubungan logis antara bagian – bagian.
3. pembentukan tunggal dan majemuk
kalau dalam rangkaian kata – kata terdiri dari 2 pengertian yang dirangkum menjadi satu kalimat, disebut pendapat tunggal
kalau dalam suatu rangkaian kata – kata terdiri dari dua pengertian yang dirangkum dalam beberapa pendapat dikatakan pendapat majemuk.

D. Kesimpulan
Kesimpulan suatu pendapat baru yang dibentuk dari pendapat – pendapat lain yang telah ada. Macam – macam kesimpulan:
1. Kesimpulan deduktif
Kesimpulan deduktif dibentuk dengan cara deduksi, yakni dimulai dari hal –a hal yang lebih umum menuju hal – hal yang lebih khusus/ hal – hal yang lebih rendah
Proses pembentukan kesimpulan deduktif dapat dimulai dari suatu dalil atau hokum menjuju pada hal – hal yang lebih kongkrit.
Prinsip – prinsip berfikir deduktif
 Silogisme, apa yang dipandang benar pada semua pendapat/peristiwa yang ada pada suatu jenis, berlaku pada semua pendapat/peristiwa yang sejenis pula.
 Mayor dan minor, Silogisme adalah rangkaian dari premis pertama (mayor), Premis kedua (minor), dan kesimpulan. maka sering dikatakan selogisme adalah kesimpulan segitiga.
 Suku tengah, kita hanya dapat menarik kesimpulan dari dua pendapat kalau pendapat pertama dan kedua tersebut mempunyai suatu unsur yang sama.
Kelemahan-kelemahan Kesimpulan Deduktif
 Kesalahan material yakni kesalahan dari isi premis mayor
 Terkadang kesimpulan yang di ambil tidak benar
 Kesalahan-kesalahan formal. Kesalahan ini tidak terdapat pada isi premisnya, tapi pada jalan deduksinya.
2. Kesimpulan induktif
Dibentuk dengan cara induksi, yakni dimulai dari hal-hal yang khusus menuju pada hal-hal yang umum
Proses pembentukan kesimpulan yang induktif ini dimulai dari situasi yang konkrit menuju hal-hal yang asbrak.
3. Kesimpulan analogi
Kesimpuan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus ke pendapat khusus lainnya, dengan cara membandingkan situasi satu dengan situasi sebelumnya. Dalam perkiraan analogis, kita meletakkan suatu hubungan baru berdasarkan hubungan-hubungan baru itu.
Pada pembentukan kesimpulan dengan cara jalan analogi, jalan pikiran kita di dasarkan atas persamaan suatu keadaan yang khusus lainnya. Karena pada dasarnya membandingkan persamaan-persamaan dan kemudian di cari hubungannya. Maka sering kesimpulan yang diambil tidak logis.
E. Bentuk-bentuk Berpikir

1) Berpikir dengan pengalaman
2) Berpikir Representatif
3) Berpikir Kreatif
4) Berpikir Reproduktif
5) Berpikir Rasional
F. Tingkat-tingkat berpikir
Aktivitas berpikir sendiri adalah abstrak. Namun demikian, dalam praktik sering kita jumpai bahwa tidak semua masalah dapat dipecahkan dengan secara abstrak. Dalam menghadapi masalah-masalah yang sangat pelik, kadang-kadang kita membutuhkan supaya persoalan yang kita hadapi lebih konkrit. Sehubungan dengan ini memang ada beberapa tingkat berpikir:
1. Berpikir Konkrit, Dalam tingkatan ini berpikir masih memerlukan situasi-situasi yang nyata.
2. Berpikir Skematis, Sebelum meningkat pada bagian yang abstrak, memecahkan masalah dengan penyajian bahan, skema, coret-coret, diagram, symbol dan sebagainya. Dengan pertolongan hal-hal itu situasi yang di hadapi tidak benar-benar konkrit dan tidak benar-benar abstrak
3. Berpikir Abstrak
Kemampuan berpikir manusia selalu mengalami perkembangan sebagai mana diterangkan didepan. Pada anak-anak masih dalam tingkat konkrit. Makin maju perkembangan psikisnya kemampuan berpikirnya berkembang setahap demi setahap, meningkat pada hal-hal yang abstrak, yakni tingkat bagan/ skematis. Dari tingkat bagan makin lama makin berkembang kemampuan berpikirnya, dan dari sedikit berkembanglah kemampuan abstraksinya. Makin tinggi tingkat abstraksinya, hal-hal yang konkrit makin di tinggalkan.
G. Integensi (Kecerdasan)
1. Pengertian Intelegensi
Intelengensi adalah situasi kecerdasan piker, sifat-sifat perbuatan cerdas. Pada umunya intelegen dapat di lihat pada kesanggupannya bersikap dan berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah dengan keadaan diluar dirinya yang biasa maupun yang baru.
2. Tingkat-tingkat Kecerdasan
 Kecerdasan binatang
Kecerdasan pada binatang sangat terbatas, yakni terikat pasa suatu yang konkrit.
 Kecerdasan Anak-anak
Buotan menyimpulkan:
Anak-anak kecil yang lebih kurang satu tahun tingkat kecerdasannya hamper sama dengan kera. Kemampuan menggunakan bahasa merupakan garis pemisah antara hewan dengan manusia.anak yang sudah dapat bicara, lebih cepat memperoleh penyelesaiaan tentang masalah yang di hadapi. Fungsi bahasa dapat menumbuhkan pengertian permulaan tentang perhubungan dengan unsure dalam situasi, hal itu memungkinkan anak dapat melihat hubungan yang teratur tentang apa yang di hadapi. Dalam segala pernyataan fungsi jiwa , bahasa merupakan momen yang sangat penting.
Makin cerdas suatu mahluk, makin kurang cara – cara mengatasi kesulitan dengan jalan meraba – raba/ coba-coba. Seolah-olah kecerdasan menentang cara penyelesaian kesulitan dengan menggunakan insting dan coba-coba.
 Kecerdasan manusia
Cirri – cirri kecerdasan manusia:
a. penggunaan bahasa, dengan bahasa manusia dapat menyatakan isi jiwanya dan berhubungan dengan sesamanya. Dengan bahasa manusia dapat membeberkan segala sesuatu dan manusia dapat membangun kebudayaan.
b. Penggunaan perkakas
Kata Bregson, perkakas adalah merupakan sifat terpenting dari kecerdasan manusia. Perkakas adalah sifat, tetapi semua alat merupakan perkakas. Alat merupakan perantara mahluk yang berbuat dengan objek yang diperbuat. Perkakas mempunyai fungsi yang sama, tetapi mempunyai pengertian yang lebih luas. Perkakas adalah objek yang telah dibuat/diusahakan dan diubah sedemikian rupa sehingga dengan dan dengan cara yang tepat dapat dipakai untuk kesulitan atau mencapai suatu maksud.
Perbedaan antara binatang dan manusia
Binatang: dalam mengatasi kesulitan hidup atau mencapai maksudnya sebagian dipakai alat yang menjadi miliknya.
Manusia: menemukan, menggunakan, membuat, dan meme;ihara perkakas. Untuk mengatasi berbagai problem hidup banyak digunakan berbagai perkakas dan perkakas itu selalu dikembnagkan, disempurnakan menurut keperluan hidup, antara lain penggunaan api untuk keperluan hidup, lokomotif, timbangan, alat-alat komunikasi, dan sebagainya.
 Mendapat perkakas
Kecerdasan manusiamendorong untuk mendapatkan segala sesuatu yang dapat memudahkan usaha manusia mencapai kebutuhan-kebutuhan hidup. Untuk ini manusia hanya menggunakan alat-alat yang dimiliki semata-mata, tetapi mengambil segala sesuatu yang ada disekitarnyadigunakan sebagai perkakas.
 Membuat perkakas
Perkakas yang digunakan manusia ternyata tidak hanya sekedar diambil dari lingkungan sekitarnya, tetapi manusia juga membuat perkakas untuk keperluannya. Pembuatan perkakas adalah perbuatan yang serempak antara kecerdasan dan keterampilan tangan.
 Memelihara perkakas
Peranan perkakas dalam segala perbuatan manusia sangat pentign. Seorang ahli jiwa mengatakan, bahwa barang-barang yang ada di sekitar manusia adalah perkakas. Manusia tidak hanya dapat mengambil dan menggunakan perkakas yang ada disekitarnya, tetapi dapat membuat menurut kebutuhannya. Disamping itu, manusia dapat memelihara dan mengembangkan perkakas untuk keperluan dimasa yang akan datang


Macam – macam Intelegensi
a) Intelegensi terikat dan bebas
Intelegensi terikat adalah Intelegensi suatu mahluk yang bekerja dalama situasi – situasi pada lapangan pengamatan yang berhubunganlangsung dengan kebutuhanvital yang harus segera dipuaskan. Dalam situasi yang sewajarnya boleh dikatakan tetap keadaannya maka dikatakan terikat. Perubahan mungkin dialami juga, kalau perbuatan senantiasa diulang kembali.
Intelegensi bebas, terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbahasa. Dengan Intelegensinya orang selalu ingin mengadakan perubahan – perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau tujuan telah dapat dicapai, manusia ingin mencapai tujuan yang lain lebih tinggi dan lebih maju. Untuk hal – hal tersebut manusia menggunakan Intelegensi bebas.
b) Intelegensi menciptakan dan meniru
Intelegensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan – tujuan baru dan mencari alat- alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu.
Intelegensi meniru, yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, yang diucapkan maupun yang ditulis.
3. factor – factor yang mempengaruhi intelegensi manusia
a. pembawaan
Intelegensi bekerja dalam suatu situasi yang berlain – lainan tingkat kesukarannya. Sulit tidaknya mengatasi persoalan ditentukan pula oleh pembawaan
b. kematangan
kecerdasan tidak tetap statis tetapi dapat tumbuh dan berkembang. Tumbuh dan berkembangnya Intelegensi sedikit banyak sejalan dengan perkembangan jasmani, umur, dan kemampuan – kemapuan lain yan gtelah dicapai.
4. macam – macam Tes Intelegensi
 tes binet – simon
 tes tentara di amerika
 mental tes
jenis tes ini tidak hanya menyelidiki kecerdasan saja, tetapi untuk menyelidiki keadaan jiwa dan kesanggupan jiwa.
 scholastic – tes
tes ini tidak hanya untuk menyelidiki kecerdasan anak, tetapi untuk menyelidiki sampai dimana kemampuan dan kemajuan anak atau kelas dalam mata pelajaran disekolah.
H. Intuisi
Intuisi Berasal dari intueri yang artinya mengindra dengan jiwa, memandang dengan batin. Kata lain dari intuisi ialah ilham, artinya bisikan kalbu atau suara kalbu. Intuisi adalah kemapuan jia manusia dalam mendapatkan kesimpulan dari suatu soal tanpa uraian, tanpa ketenangan, dan tanpa analisis apapun.
- Intuisi tidak berdasarkan proses berpikir yang berturut – turut, tidak berdasarkan pertimbangan, dan perhitungan seksama.
- Intuisi terjadi sama halnya dengan perbuatan instingtif
- Intuisi banyak terjadi dalam kehidupan sehari – hari
- biasanya wanita lebih Intuitif daripada pria
- berpikir adalah berbicara batin yang tidak terdengar
I. Korelasi
Dalam mempelajari kejiwaan manusia, lebih banyak kita mengiterpretasi gejala – gejala yang tampak dan dapat kita amati.
Macam – macam korelasi
 Korelasi positif: adanya hubungan yang bersesuaian antara gejala satu dengan gejala lain, kemampuan satu dengan kemampuan lain.
 Korelasi negative: tidak adanya hubungan yang bersesuaian atau sejalan antara kedua sifat, gejala atau kemampuan.
 Korelasi kausal: hubungan antara dua hal yang dapat dipahamkan, bahwa yang satu menjadi timbulnya yang lain.
J. Gangguan Berpikir
1. oligoprenia: tuna kecerdasan. Penderita oligoprenia seolah –olah dilahirkan dengan bekal yang terbatas, dan perkembangan inteleknya pun terbatas pula.
2. idiola: ketunaan yang terberat, terdapat tanda – tanda tidak dapat memenuhi hidup sendiri, sukar mengembangkan diri.
3. imbesila: dungu, lebig ringan daripada idiot. Orang yang ini sudah bisa mandi sendiri, makan sendiri, hanya tingkat perkembangan yang terbatas.
4. debilita: tolol, moron, lemah kemampuan. Kemampuannya mendekati orang normal, namun taraf kemajuan yang dapat dicapai masih sangat terbatas.
5. demensia: mula – mula penderita mengalami perkembangan normal, tapi sesuatu sebab menyebabkan perkembangannya terhenti dan mengalami perkembngan yang mencolok.
6. delusia: (keadaan yang menunjukkan gagasan yang ilusif). Delusia sangat erat hubungannya dengan gejala ilusi. Penderita mempunyai keyakinan yang kuat tentang sesuatu, tetapi tidak menurut kenyataan.
7. obsesia: (pengepungan). Penderita seolah – olah dikepung atau dicngkram oleh pikiran – pikiran tertentu yang tidak masuk akal. Makin besar usaha untuk melepaskan diri, makin besar pula gangguan pikiran yang mencengkram.